Tiger Research: Blockchain Menuju Masa Kejayaan - Lima Faktor Penentu Kesuksesan Bisnis Blockchain
Studi Kasus tentang Avalanche
SEOUL, Korea Selatan, 22 September 2025 /PRNewswire/ -- Tiger Research, perusahaan riset blockchain yang berbasis di Seoul, melaporkan, industri blockchain tengah menuju momen yang menentukan. Setelah ETF kripto berlaku, dilanjutkan dengan dengan kerangka regulasi MiCA di Uni Eropa, serta RUU FIT21 di Amerika Serikat, basis regulasi blockchain kini semakin kuat. Tiger Research menjuluki momen ini sebagai "masa yang tepat" untuk bisnis berbasiskan blockchain. Volume transaksi stablecoin mencapai USD 27,6 triliun pada 2024, melampaui nilai transaksi gabungan Visa dan Mastercard, sehingga tren ini dapat terlihat mencerminkan pergeseran blockchain, dari spekulasi menjadi infrastruktur keuangan yang bermanfaat nyata.
Laporan tersebut memaparkan lima faktor penentu kesuksesan bisnis blockchain: kepastian transaksi, sumber daya, referensi, keamanan, dan struktur biaya. Faktor-faktor ini menjadi dasar dari lima langkah penerapan blockchain versi Tiger Research: menguji dasar penentuan keputusan bisnis (business case), menilai kapasitas internal, memilih blockchain, menerapkan MVP secara bertahap, dan terintegrasi dengan ekosistem yang lebih luas.
Menurut Tiger Research, pemilihan blockchain merupakan langkah yang paling penting, sebab proses ini menentukan infrastruktur yang kelak berpengaruh terhadap semua tahap implementasi ke depan. Apabila ada keinginan untuk membangun blockchain sendiri, kita membutuhkan waktu bertahun-tahun dan investasi besar. Maka, sebagian besar perusahaan memakai jaringan blockchain yang telah tersedia. Untuk memaparkan penerapan faktor-faktor tersebut secara praktis, laporan Tiger Research mengulas Avalanche sebagai studi kasus yang membahas lebih dari 100 implementasi Avalanche oleh berbagai institusi di seluruh dunia.
Tiger Research mencatat, arsitektur Avalanche sejalan dengan lima faktor penentu kesuksesan bisnis blockchain. Dengan finalisasi transaksi dua detik, transaksi selesai hampir seketika (real-time), lalu ditambah dengan dukungan tim global yang mencakup lebih dari 280 tenaga spesialis, termasuk pakar regulasi di Asia — menjadi sistem bantuan terstruktur. Jaringan blockchain Layer 1 independen turut mengisolasi risiko dan mencegah kemacetan sekaligus menjaga interoperabilitas. Biaya transaksi yang mudah diprediksi, serta layanan AvaCloud yang bersifat no-code ikut menghemat biaya pengembangan dan mempercepat pemasaran.
Menurut laporan tersebut, tingkat penggunaan Avalanche mencakup jangkauan yang luas, mulai dari perusahaan, proyek yang terkait dengan pemerintah hingga konsumen, hal ini terwujud karena Avalanche mampu memenuhi kelima faktor penentu yang dipaparkan Tiger Research. Laporan tersebut juga menyoroti sejumlah contoh nyata, seperti uji coba tokenisasi aset, program mata uang digital di tingkat negara bagian, dan ekosistem game berskala besar. Semuanya menunjukkan bahwa faktor-faktor ini sangat penting di berbagai sektor utama industri blockchain.
Tiger Research menyimpulkan, berkat kepastian regulasi, tingkat kebutuhan perusahaan yang meningkat, dan teknologi berskala luas, berbagai perusahaan kini patut mempertimbangkan integrasi blockchain.
Laporan selengkapnya, Why Global Enterprises Choose Avalanche – The Blockchain Transformation Led by Avalanche, tersedia di tautan ini.
SOURCE Tiger Research

Bagikan artikel ini