SINGAPURA, 29 September 2025 /PRNewswire/ -- Asia Pasifik menjadi pusat inovasi makanan di pasar global yang kini berorientasi pada tekstur. Hal ini menjadi temuan baru dari sebuah riset yang diterbitkan Kerry, pemimpin pasar pasar solusi cita rasa makanan dan nutrisi di dunia. Menurut riset ini, 54% konsumen Asia Pasifik sangat meminati tekstur baru atau unik pada produk makanan—jauh lebih besar dari tren di Eropa (37%)—membuat kerenyahan (crunch) berubah dari sekadar tren menjadi kebutuhan utama di pasar daging kawasan ini1.
Asia merupakan kawasan yang memiliki warisan budaya kuliner yang beraneka ragam. Di kawasan tersebut, tekstur makanan kini menjadi faktor penting yang menentukan keunggulan produk makanan. Tekstur yang "renyah" dan "garing" berada dalam daftar lima besar klaim yang diusung pihak produsen ketika meluncurkan produk makanan berbahan daging dan unggas di Asia. Tren ini mencerminkan pesatnya permintaan produk makanan yang multisensoris.
"Tekstur bukan lagi sekadar pelengkap, namun unsur utama dari kepuasan konsumen," ujar Dimitrios Tzouvelekis, General Manager, Meat Technology, Kerry Asia Pasifik. "Tekstur renyah menghasilkan kepuasan sekaligus kenikmatan saat mengonsumsi makanan. Dengan demikian, hal tersebut menjadi salah satu elemen yang paling menentukan inovasi di pasar saat ini."
Di Asia Pasifik, lapisan dan tekstur daging kembali digemari konsumen. Meski format makanan konvensional seperti tepung roti dan adonan goreng masih populer, kita menemui semakin banyak eksperimen dengan teknik glasir, saus, potongan, dan taburan pada produk makanan. Inovasi tersebut tidak sekadar menambah kerenyahan, melainkan juga daya tarik visual pada produk makanan. Sejumlah teknik lapisan makanan, seperti predusts, batters, dan breaders, mengalami perubahan agar kerenyahan bertahan lebih lama, dari dapur hingga ke konsumen.
Selera masyarakat akan pengalaman sensoris yang berlapis-lapis mendasari kombinasi cita rasa dan tekstur makanan. Dari teknik glasir miso pedas khas Jepang hingga ayam goreng bumbu mala ala Tiongkok, perpaduan cita rasa kuat dengan tekstur yang memuaskan lidah kini mendorong pertumbuhan pesat.
Dalam Kerry 2025 Taste Charts, saus madu pedas dan glasir lada menjadi tren baru, menghasilkan lapisan lengket yang memperkuat lapisan garing pada produk makanan. Taburan rumput laut juga sedang muncul sebagai tren, menambah kekayaan umami sekaligus tampilan menarik—sejalan dengan budaya kuliner "hyper visual" di Asia Pasifik.
Restoran cepat saji (RCS) banyak mengambil inspirasi dari gerai jajanan kaki lima untuk menghadirkan sensasi renyah pada produk makanan. Produk-produk seperti Scallion Crispy Chicken dari KFC Taiwan dan Ha Cheong Gai Burger dari McDonald's Singapura mengubah camilan tradisional menjadi menu populer untuk pasar luas.
"Produk-produk ini sukses besar, sebab mengaitkan unsur-unsur nostalgia dengan inovasi baru," kata Simon Hague, General Manager, Food Service Chains, Kerry Asia Tenggara. "Tekstur makanan kini menjadi jembatan antara tradisi dan tren."
Psikologi dari tekstur renyah kini melampaui cita rasa. Data Nielsen menunjukkan 33% konsumen Tiongkok dan 29% konsumen Korea Selatan mengaitkan bunyi yang muncul ketika mengonsumsi makanan dengan kualitas makanan—jauh di atas rata-rata global. Tren ini berasal dari "kejenuhan audio-visual" pada era digital: makanan super-renyah atau sangat kenyal memberi efek sensoris baru, menyeimbangkan stimulasi berlebihan dari penggunaan layar gawai sehari-hari, menurut Futurolog dan Ahli Strategi, Angelia Teo.
"Pihak produsen dan restoran cepat saji harus merancang tekstur makanan sejak awal; memikirkan performa dari tekstur makanan saat produk dimasak dan diantar, serta berpadu dengan cita rasa, serta memenuhi ekspektasi konsumen seputar kesehatan dan clean label," tambah Tzouvelekis.
"Setelah Asia Pasifik memimpin inovasi global yang berbasiskan tekstur makanan, Kerry membantu berbagai merek untuk menghadirkan pengalaman mengonsumsi produk berbahan daging yang tak hanya lezat, namun juga memunculkan sensasi sentuhan, suara, dan emosional."
SOURCE Kerry Group
Bagikan artikel ini